Di era digital saat ini, pemandangan anak-anak yang asyik memainkan permainan tradisional seperti lompat tali, petak umpet, atau engklek sudah sangat jarang terlihat. Anak-anak tampaknya lebih akrab dengan gadget, baik untuk bermain game atau menonton video, bahkan sampai mengalami kecanduan. Keresahan demi keresahan mulai melanda orang tua karena persoalan Gadget. Namun, di timur Pulau Jawa, ada sosok inspiratif yang bergerak untuk menghidupkan kembali permainan tradisional ini, yaitu Achmad Irfandi, atau yang akrab disapa Mas Irfandi.
Mas Irfandi berasal dari Dusun Bendet, Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Sejak SMP, ia sudah aktif dalam kegiatan pramuka. Ketika kuliah di Universitas Negeri Surabaya, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, ia semakin tertarik dengan dunia pendidikan. Di sinilah muncul gagasan untuk mendirikan Kampung Lali Gadget (KLG) sebagai solusi terhadap ketergantungan anak-anak pada gadget sekaligus sebagai upaya melestarikan permainan tradisional.