ABOUT ALIENDA SOPHIA

Manda (Mama Alienda) adalah seorang Mama dari 3 orang anak, 2 putri cantik dan seorang putra tampan. Putri pertama, Nayyara lahir tahun 2015, dan Mysha lahir tahun 2017, lalu El yang lahir di 2025. Manda lulusan desain interior yang saat ini fokus bekerja dari dalam rumah. Manda kini menikmati kesehariannya, setelah sebelumnya memutuskan berhenti bekerja di ranah publik saat lahir Nayyara di tahun 2015.  Pemilik golongan darah langka (O rhesus negatif-) ini, sangat menyukai hal-hal yang indah dipandang. Kenal lebih dekat si pembelajar visual yang selalu bersemangat menceritakan gempita warna warni yang terekam dalam kepalanya.
Read More
Categories

Hai hai, TemaNda 

Pernah nggak sih, di tengah hari yang sibuk banget, kita tiba-tiba pengin “berhenti sebentar” bukan buat tidur atau rebahan, tapi cuma buat... mencoret-coret sesuatu? Entah itu di sudut agenda, di belakang nota belanja, atau di kertas bekas dekat telepon rumah. Lucunya, kegiatan seaneh itu kadang bisa bikin kepala terasa lebih ringan. Nah, dari situlah sebenarnya konsep doodle therapy lahir  dan kini bisa kita nikmati bahkan tanpa kertas dan pena, cukup lewat Canva di layar laptop atau ponsel.

Hai hai, TemaNda 

Sembilan bulan. Angka yang sama dengan waktu kita mengandung, tapi kali ini konteksnya berbeda. Bukan lagi tentang menanti kelahiran, tapi tentang perjalanan memulihkan diri fisik, mental, dan perasaan, setelah melahirkan di usia 38 tahun. Kalau dulu sembilan bulan pertama penuh harapan dan rasa ingin cepat bertemu si kecil, sembilan bulan setelahnya justru jadi waktu untuk bertemu lagi… dengan diri sendiri.

Jujur aja, Manda nggak menyangka kalau fase ini bakal sekompleks itu. Di satu sisi, bahagia banget bisa melihat bayi tumbuh sehat dan penuh tawa. Tapi di sisi lain, ada cermin di kamar mandi yang mulai bicara pelan, kulit yang nggak sekencang dulu, garis halus yang makin nyata, rambut yang rontok tanpa kompromi. Semua perubahan itu datang tanpa aba-aba, tapi harus tetap disambut dengan penerimaan yang dewasa. 

Apalagi setelah cari-cari referensi Beauty Blogger, jadi tambah semangat balik ngerawat diri. Pas juga nemu tulisan dari Beauty Blogger Balikpapan auto lebih aware lagi merawat tubuh, dalam dan luar.

Hai hai TemaNda!

Kalau kita berhenti sejenak dan melihat sekeliling, banyak hal luar biasa yang sedang terjadi di dunia para ibu rumah tangga. Dulu, label “ibu rumah tangga” sering dikaitkan dengan kegiatan domestik semata memasak, mengurus anak, dan memastikan rumah berjalan dengan baik. Tapi sekarang, definisi itu makin luas. Ibu rumah tangga bukan hanya pengatur rumah tangga, tapi juga pekerja produktif dengan potensi ekonomi yang besar.

Saat kembali hamil, rasanya pemikiran tentang hal yang sudah mulai stabil terutama ekonomi, mulai menghantui. Saat itu juga besyukurnya Manda punya pregnant-besti yang sangat inspiratif, Imawati Annisa, yang selalu produktif sebagai seorang remote worker andal. Dari blog-nya, Manda bisa belajar dan mulai mengerti potensi karier bagi ibu rumah tangga saat ini.

Kita hidup di masa di mana “work from home” bukan cuma gaya kerja, tapi juga peluang untuk menunjukkan kemampuan dan menghasilkan dari rumah. Apalagi buat ibu-ibu yang kreatif, multitasking, dan punya ketekunan luar biasa  karakter khas yang nggak dimiliki semua orang. Kuy bahas lebih lanjut!

Hai hai TemaNda! 

Pernah nggak sih kita ngerasa pengin tetap produktif meski kesibukan rumah tangga nggak ada habisnya? Kadang setelah urusan anak, cucian, masakan, dan rumah beres, hati tuh masih pengin punya kegiatan yang ngasih napas baru. Sesuatu yang bisa bikin semangat, punya makna, dan kalau bisa nambah pemasukan juga. Nah, kabar baiknya, ada banyak banget peluang bisnis pemula untuk ibu rumah tangga yang bisa dijalankan dari rumah, bahkan tanpa modal besar.

Zaman sekarang, dunia digital udah membuka banyak pintu baru. Kita bisa tetap jadi ibu rumah tangga sekaligus pebisnis kecil yang mandiri. Asal punya niat, sabar, dan konsisten, semuanya bisa berkembang. Yuk, Manda kasih beberapa ide bisnis realistis, fleksibel, dan bisa banget dicoba dari rumah!

Hai hai TemaNda!

Menurut kalian, bisa gak sih, cinta tumbuh dari kegelapan?

Pertanyaan ini muncul di tengah riuhnya perbincangan publik tentang Genie, Make a Wish, drama Korea baru yang sukses bikin geger bukan cuma karena visual Suzy dan Kim Woo-bin yang nyaris mistis, tapi juga karena keberaniannya menafsir ulang sosok Iblis, figur yang dalam banyak keyakinan, termasuk Islam, dianggap simbol kejahatan absolut.

Sejak episode pertama tayang di Netflix awal Oktober 2025, drama ini langsung memicu perdebatan. Beberapa penonton Muslim di berbagai negara menilai bahwa penggambaran “Iblis” sebagai karakter romantis adalah bentuk penyimpangan dan kurang menghormati makna spiritual yang sakral. Di media sosial, muncul tagar seperti #BoycottGenieMakeAWish dan #GenieMakeAWish seruan untuk berhenti menonton karena dianggap “meromantisasi kejahatan”.

Namun di sisi lain, banyak juga yang melihat karya ini sebagai bentuk eksplorasi psikologis, yaitu bukan tentang agama, melainkan tentang manusia, tentang jiwa yang terluka dan batin yang kehilangan arah. Di sinilah Genie, Make a Wish jadi menarik, ia bukan hanya kisah cinta antara manusia dan makhluk gaib, tapi juga cermin besar tentang bagaimana manusia menghadapi sisi tergelap dirinya sendiri.

Ka-young, si tokoh utama, bukan tipikal karakter perempuan K-Drama yang manis dan penuh empati. Ia datar, terukur, bahkan “dingin” sampai orang-orang di sekitarnya menjulukinya psikopat. Lalu datanglah Iblis, jin penuh dendam dan sinisme terhadap manusia, yang justru membuka lapisan demi lapisan luka batin Ka-young, dan memaksanya mempertanyakan apa arti kemanusiaan sebenarnya.

Jadi, kali ini Manda gak akan mengajak untuk memperdebatkan apakah drama ini menyinggung umat Muslim atau tidak. Manda mau geser sudut pandang dengan melihatnya dari sisi lain, bahwa mungkin Genie, Make a Wish sedang berbicara tentang manusia dalam skala universal, tentang kejatuhan, rasa bersalah, dan kerinduan yang tidak mungkin untuk ditebus.

Hai hai TemaNda!


Kalau kita perhatikan, dunia fashion memang bergerak cepat. Apa yang populer tahun lalu bisa saja dianggap ketinggalan zaman tahun ini. Hal ini ternyata tidak hanya berlaku untuk pakaian atau sepatu, tetapi juga untuk model cukur rambut pria. Gaya rambut kini menjadi bagian penting dari identitas dan cara seseorang mengekspresikan dirinya. Bahkan, model rambut bisa menentukan seberapa percaya diri seorang pria saat tampil di depan orang lain.


Di tahun 2025, tren model cukur rambut pria semakin variatif. Dari gaya yang rapi, kasual, hingga bold, semuanya punya penggemar masing-masing. Namun, memilih model rambut bukan hanya soal ikut tren. Rambut yang pas harus disesuaikan dengan bentuk wajah, karakter pribadi, serta tentu saja didukung produk styling yang tepat agar tampilannya maksimal sepanjang hari.


Nah, dalam artikel ini, kita akan membahas perkembangan tren model cukur rambut pria 2025 sekaligus merekomendasikan produk styling dari Kahf, brand grooming pria yang sudah dikenal praktis, modern, dan berkualitas.

Sebuah Catatan tentang Kesehatan Mental Ibu

Hai hai TemaNda!

Pernah gak kita merasa hidup seakan berubah arah total setelah berhenti kerja? Buat sebagian orang, berhenti kerja bisa jadi keputusan yang melegakan. Gak ada deadline, gak ada drama kantor, dan rasanya punya lebih banyak waktu untuk keluarga. Tapi, jujur aja, realitanya gak selalu seindah itu. Ada sindrom tertentu yang bisa muncul, dan seringkali diam-diam menggerogoti kesehatan mental kita.

Manda masih ingat jelas perjalanan pribadi. Sejak 2010, Manda bekerja di dunia desain, sebagai desainer interior, sempat menjajal sebagai desainer grafis, dan juga nyebur sebentar di divisi bussines developement, lalu balik lagi lama sebagai desainer interior, mikirnya dulu yang penting sesuai ijazah. Pindah dari satu kantor ke kantor lain, menikmati setiap proses kreatif, meskipun ada juga penat dan lemburnya, ya working life. Sampai akhirnya tahun 2015, setelah melahirkan anak pertama, Manda memutuskan berhenti kerja. Niatnya sederhana ingin fokus mengasuh. Namun, ternyata berhenti kerja bukan sekadar “istirahat”. Ada sisi mental health yang pelan-pelan terasa berat.

Apalagi setelah melahirkan anak kedua di 2017 mulai ada krisi dalam diri Manda. Krisis ini menahun dan terus memburuk, mengganggu rutinitas. Membuat banyak perubahan besar, membuka banyak kotak pandora, trauma dari masa ke masa. Manda lalu didiagnosis depresi sedang. Tahun 2020, di tengah pandemi, Manda akhirnya menjalani pengobatan psikiatri. Dari perjalanan ini, Manda jadi makin paham bahwa berhenti kerja bisa sangat menyenangkan, tapi bisa juga memunculkan berbagai sindrom yang erat kaitannya dengan kesehatan mental.

© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS