ABOUT ALIENDA SOPHIA

Manda (Mama Alienda) adalah seorang Mama dari 3 orang anak, 2 putri cantik dan seorang putra tampan. Putri pertama, Nayyara lahir tahun 2015, dan Mysha lahir tahun 2017, lalu El yang lahir di 2025. Manda lulusan desain interior yang saat ini fokus bekerja dari dalam rumah. Manda kini menikmati kesehariannya, setelah sebelumnya memutuskan berhenti bekerja di ranah publik saat lahir Nayyara di tahun 2015.  Pemilik golongan darah langka (O rhesus negatif-) ini, sangat menyukai hal-hal yang indah dipandang. Kenal lebih dekat si pembelajar visual yang selalu bersemangat menceritakan gempita warna warni yang terekam dalam kepalanya.
Read More
Categories

Hai hai TemaNda!


Kalau kita perhatikan, dunia fashion memang bergerak cepat. Apa yang populer tahun lalu bisa saja dianggap ketinggalan zaman tahun ini. Hal ini ternyata tidak hanya berlaku untuk pakaian atau sepatu, tetapi juga untuk model cukur rambut pria. Gaya rambut kini menjadi bagian penting dari identitas dan cara seseorang mengekspresikan dirinya. Bahkan, model rambut bisa menentukan seberapa percaya diri seorang pria saat tampil di depan orang lain.


Di tahun 2025, tren model cukur rambut pria semakin variatif. Dari gaya yang rapi, kasual, hingga bold, semuanya punya penggemar masing-masing. Namun, memilih model rambut bukan hanya soal ikut tren. Rambut yang pas harus disesuaikan dengan bentuk wajah, karakter pribadi, serta tentu saja didukung produk styling yang tepat agar tampilannya maksimal sepanjang hari.


Nah, dalam artikel ini, kita akan membahas perkembangan tren model cukur rambut pria 2025 sekaligus merekomendasikan produk styling dari Kahf, brand grooming pria yang sudah dikenal praktis, modern, dan berkualitas.

Sebuah Catatan tentang Kesehatan Mental Ibu

Hai hai TemaNda!

Pernah gak kita merasa hidup seakan berubah arah total setelah berhenti kerja? Buat sebagian orang, berhenti kerja bisa jadi keputusan yang melegakan. Gak ada deadline, gak ada drama kantor, dan rasanya punya lebih banyak waktu untuk keluarga. Tapi, jujur aja, realitanya gak selalu seindah itu. Ada sindrom tertentu yang bisa muncul, dan seringkali diam-diam menggerogoti kesehatan mental kita.

Manda masih ingat jelas perjalanan pribadi. Sejak 2010, Manda bekerja di dunia desain, sebagai desainer interior, sempat menjajal sebagai desainer grafis, dan juga nyebur sebentar di divisi bussines developement, lalu balik lagi lama sebagai desainer interior, mikirnya dulu yang penting sesuai ijazah. Pindah dari satu kantor ke kantor lain, menikmati setiap proses kreatif, meskipun ada juga penat dan lemburnya, ya working life. Sampai akhirnya tahun 2015, setelah melahirkan anak pertama, Manda memutuskan berhenti kerja. Niatnya sederhana ingin fokus mengasuh. Namun, ternyata berhenti kerja bukan sekadar “istirahat”. Ada sisi mental health yang pelan-pelan terasa berat.

Apalagi setelah melahirkan anak kedua di 2017 mulai ada krisi dalam diri Manda. Krisis ini menahun dan terus memburuk, mengganggu rutinitas. Membuat banyak perubahan besar, membuka banyak kotak pandora, trauma dari masa ke masa. Manda lalu didiagnosis depresi sedang. Tahun 2020, di tengah pandemi, Manda akhirnya menjalani pengobatan psikiatri. Dari perjalanan ini, Manda jadi makin paham bahwa berhenti kerja bisa sangat menyenangkan, tapi bisa juga memunculkan berbagai sindrom yang erat kaitannya dengan kesehatan mental.

Kenapa Kita Butuh Lingkaran yang Menguatkan?

Kalau dipikir-pikir, jadi ibu itu memang tidak ada sekolah resminya. Kita belajar sambil jalan, kadang sambil senyum, kadang berurai air mata. Ada hari ketika rasanya semua berjalan mulus, anak nurut, rumah man, kerjaan beres. Tapi ada juga hari di mana rasanya napas saja berat, semua serba salah, dan bikin kita bertanya dalam hati: “Kok begini banget ya hidup?” 

Nah, di titik inilah keberadaan support system jadi penting. Bukan sekadar kumpulan orang, tapi lingkaran yang bisa membuat kita merasa aman, didengar, dan diterima. Sebuah ruang di mana kita bisa lepasin cerita tanpa takut dihakimi, sekaligus tempat isi ulang energi biar tetap kuat jalani hari. Sekadar untuk dapat pengingat kalau yang paling penting itu tetap melanjutkan, bertahan. Karena seperti yang kita tahu, saat ini kabar di sosial media ataupun kanal berita, lebih banyak memberitakan hal yang tidak baik-baik saja. Membuat bulu kuduk berdiri, kadang terpikir, kok bisa ya begini, kok bisa ya begitu.

Trigger mulai bermunculan berlomba-lomba dengan kewarasan. Tentunya berharap kali ini kesadaran kita yang menjadi pemenangnya.

"Manda, aku gak suka koding. Boleh gak aku ikut eskul wirausaha aja?"

Saat anak kedua Manda yang berusia 8 tahun menyampaikan keinginannya untuk mengganti les yang ia ikuti, Manda jadi ngabatin. Memangnya seberapa perlu anak kelas 3 SD belajar wirausaha? Karena awalnya yang Manda pikir, belajar wirausaha ya buat yang mau dagang atau punya usaha saat usia sudah lebih besar. Dangkal memang. Tapi lalu....

"Nanti besar selain jadi Chef aku mau jadi CEO."

Si kecil ini mulai membentangkan cita-citanya. Jadi sebagai orang tua kita akan coba belajar bersama untuk berproses ke arah sana ya Nak.

Mengatur Uang di Usia 30-an Akhir, Saat Tagihan Datang dan Anak Mulai Remaja plus ada kedatangan Baby baru.

Hai hai TemaNda 

Ada masanya hidup terasa kayak tarik ulur antara dompet dan kebutuhan. Di usia 30-an akhir, kita sudah cukup paham kalau uang bukan cuma soal angka, tapi juga soal rasa aman. Apalagi buat ibu-ibu, keuangan rumah tangga itu jadi semacam barometer tenang atau enggaknya hati sehari-hari. Rasanya baru kemarin kita sibuk belanja popok dan susu formula, eh sekarang tiba-tiba anak sulung sudah mulai remaja dengan kebutuhan yang berbeda.

Di satu sisi, tagihan rutin tetap setia datang tiap bulan: Kebutuhan rumah, cicilan, sampai biaya sekolah yang gak pernah kecil. Di sisi lain, anak-anak terutama yang mulai remaja punya keinginan baru yang kadang gak bisa kita abaikan. Dari mulai kelas tambahan, skincare pertamanya, sampai berbagai perintilan fashion yang biayanya gak sepele. Semua itu membuat kita semakin berpikir keras, gimana caranya uang yang ada bisa cukup buat semua.

Hai hai TemaNda!

Rasanya udah cukup lama Manda gak nulis tentang perdrakoran di sini, heuheu. Padahal nonton jalan terus. Gak usah nanya caranya gimana nonton drakor bareng ngurus dua cewe homeschooling, bayi MPASI dan keperluan rumah tangga tanpa dampingan ART. Karena dibisa-bisain aja, nontonnya bisa sambil nyetrika, nyuci piring, atau bahkan kadang pas nyusuin (dengan catatan bayi udah merem).

Ada kalanya hidup memberi kita hal-hal manis seperti jeruk yang segar dan wangi. Tapi gak jarang, ada juga rasa masam yang membuat kita meringis. KDrama When Life Gives You Tangerine hadir dengan cerita yang sederhana namun sarat makna, membalut kisah keluarga, cinta, dan perjalanan memahami diri dalam kemasan yang hangat. Drama ini bukan sekadar tontonan ringan, tapi juga bahan renungan yang cocok untuk kita yang sedang menjalani fase hidup penuh warna, termasuk sebagai seorang ibu.

Hai hai TemaNda!

Dari kecil sampai sekarang, bus selalu punya ruang khusus dalam cerita perjalanan. Entah itu perjalanan antar kota yang panjang, atau sekadar naik bus kota bareng teman sekolah dulu. Rasanya ada atmosfer khas yang cuma bisa kita temukan saat duduk di kursi bus, sambil menatap jendela yang memamerkan pemandangan jalan. Bus juga jadi saksi perjuangan Manda pertama kali sekolah hingga kuliah di Kota Kembang, atau saat menjadi pekerja kantoran di Ibu Kota.

Mungkin karena Manda tipe orang yang suka memperhatikan detail kecil. Bus itu jadi seperti wadah cerita. Di dalam satu kendaraan, ada banyak orang dengan tujuan berbeda. Ada yang buru-buru pulang kerja, ada yang mau liburan, ada juga yang sekadar menumpang beberapa halte. Semua orang membawa pikirannya masing-masing, tapi untuk beberapa saat, kita berbagi ruang yang sama.

Bus juga jadi tempat Manda mencoba menganalisis perilaku manusia. Sesekali bertemu orang-orang yang kerap berpura-pura tidur di bangku prioritas. Ada juga penumpang pemula yang belum terbiasa berdiri menggengam handle grip, kadang ada yang sampai terjatuh saat laju bus cukup kencang. Belum lagi cerita bus tanpa AC yang aromanya semerbak menusuk penciuman. Ah, seru ya naik bus. Dari situ, Manda jadi berpikir, anak-anak Manda juga perlu banget berkenalan dengan moda transportasi ini.

© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS