9:54 PM
Duka di Hari Minggu
Perih di hati kala mendengar kembali terjadi letusan bom di beberapa tempat hari ini. Beberapa hari sebelumnya, pada hari selasa 8 mei 2018, telah terjadi kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Rumah tahanan yang menampung para narapidana teroris tersebut dibuat geger dengan penyerangan, ledakan, dan penyanderaan. Tidak tanggung-tanggung, penyerangan oleh para napi tersebut memakan korban nyawa. 5 anggota Polri dinyatakan tewas meregang nyawa karena bentrokan yang terjadi.
Rumah tahanan tersebut kini menjadi perhatian pemerintah pusat untuk dievaluasi kelayakannya. Semua serentak kembali pada posisi siaga.
Publik dibuat terhenyak, bergidik, menahan nafas. Mereka berani menyandera polisi, selama kurang lebih 36 jam. Publik disajikan kengerian akan keberanian mereka dan dibuat mulai mencurigai saudaranya.
Marah rasanya. Mereka dengan sedemikian rupa melakukan persiapan untuk menjadikan teror meledak dan melanda lagi bumi pertiwi. Terbaca bahwa ada salah seorang teroris yang sengaja datang dari luar kota untuk membantu ke Depok. Kelompok radikal, itulah label mereka. Walau bagi saya, keji lebih pantas mereka sandang. Atau bila ada, kata lain yang menggambarkan hati nurani yang sudah hilang.
Apa lagi mau kalian wahai teroris? Di saat kami berkukuh menjaga perdamaian, berkuat belajar membangun peradaban, apa yang kau lakukan? Kami marah!
Hari ini kembali ledakan terjadi di tiga buah gereja di kota Surabaya. Saksi mata menyatakan bahwa pelaku bom di salah satu situs merupakan Wanita bercadar yang membawa dua orang anak. Dua orang anak? Apa kalian tidak salah? Anak-anak itu mengerti apa? Anak-anak itu salah apa? Terus kau fitnah agamaku untuk kepentinganmu. Kau jadikan cadar identik dengan teroris. Dengar ini, teroris itu bukan islam, islam bukan teroris. Bahkan teroris bukan kristen, katolik, hindu, budha, apapun. Mereka bahkan mungkin bukan manusia.
Kupandang kedua putriku dengan erat. Ya Allah, semoga pada zamannya nanti, mereka mampu beragama dengan damai. Mampu menjadi bagian dari gerakan perubahan menuju peradaban yang bermartabat. Mampu mengenalkan Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil'Alamin.
Kami sungguh mengutuk keras aksi para teroris yang seolah memanfaatkan momen kerusuhan Mako Brimob sebagai pemicu. Entah untuk pengalihan isu atau mengganggu pemilu atau apapun. Cara kalian tidak lucu! Semoga Allah memberi balasannya.
Lalu di sore hari kami mendapat berita terkini. Peledakan bunuh diri yang terjadi di Surabaya itu adalah ulah sekeluarga yang membaiatkan diri kepada ISIS. Anaknya usia 11 dan 9 tahun. Mereka baru saja kembali dari Suriah. Tak lama, ISIS dengan bangga mengklaim bahwa mereka bertanggung jawab atas tragedi tersebut.
Astagfirullahalazim. 13 orang yang menjadi korban, dan mereka dengan sangat bangga melakukan hal tersebut. Perih hati ini, sedih, murka. Ya Allah, hanya kepadaMu kami berlindung. Dari segala fitnah akhir zaman yang begitu membutakan nurani.
Semoga Indonesia bisa kuat, tetap utuh dan tidak goyah. Itu bahkan bukan anarkis, itu biadab. Itu bahkan bukan ugal, itu keji. Bagaimana mungkin mereka rela mengorbankan keluarga, anak, demi membuat teror. Bila surga yang dinanti, apa cara keji jalannya.
Allah ya Rabb, ampunilah kami yang sering terlupa, angkuh dan tak mau peduli. Ampuni kami yang selalu acuh dengan sekeliling kami yang bisa jadi membutuhkan uluran tangan kami. Mampukan kami untuk merubah keadaan dunia ini agar menjadi dunia yang lebih baik. Mampukan kami untuk berkuat menularkan keindahan agamamu yang suci. Aamiin Allahuma Aamiin.
Add your comment