Di era digital saat ini, pemandangan anak-anak yang asyik memainkan permainan tradisional seperti lompat tali, petak umpet, atau engklek sudah sangat jarang terlihat. Anak-anak tampaknya lebih akrab dengan gadget, baik untuk bermain game atau menonton video, bahkan sampai mengalami kecanduan. Keresahan demi keresahan mulai melanda orang tua karena persoalan Gadget. Namun, di timur Pulau Jawa, ada sosok inspiratif yang bergerak untuk menghidupkan kembali permainan tradisional ini, yaitu Achmad Irfandi, atau yang akrab disapa Mas Irfandi.
Mas Irfandi berasal dari Dusun Bendet, Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Sejak SMP, ia sudah aktif dalam kegiatan pramuka. Ketika kuliah di Universitas Negeri Surabaya, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, ia semakin tertarik dengan dunia pendidikan. Di sinilah muncul gagasan untuk mendirikan Kampung Lali Gadget (KLG) sebagai solusi terhadap ketergantungan anak-anak pada gadget sekaligus sebagai upaya melestarikan permainan tradisional.
Kampung Lali Gadget |
Berawal dari Kepedulian
Kampung Lali Gadget pertama kali dibentuk dari kegiatan literasi yang dilakukan Mas Irfandi bersama temannya di kampung halaman. Di kegiatan yang dilakukan setiap dua minggu sekali pada tahun 2018 ini, anak-anak diajak membaca dan mengenal berbagai permainan tradisional. Ternyata, kegiatan bermain tersebut disambut antusias oleh anak-anak, sehingga Mas Irfandi memutuskan untuk mengembangkan kegiatan ini menjadi lebih fokus pada permainan tradisional.
Menurut Mas Irfandi, permainan tradisional bukan sekadar permainan biasa, melainkan bagian dari budaya Indonesia yang penuh nilai luhur. Sebagai contoh, ada kalimat "hom pimpah alaihom gambreng" dalam permainan tradisional, yang memiliki makna filosofis mendalam, yaitu bahwa manusia kembali kepada Tuhan dan sebelum itu harus berkontribusi. Nilai-nilai seperti inilah yang ingin ia tanamkan kepada anak-anak melalui Kampung Lali Gadget.
Anak-anak di Kampung Lali Gadget |
Aktivitas Mingguan di Kampung Lali Gadget
KLG menyelenggarakan berbagai aktivitas mingguan yang bertujuan untuk mengajak anak-anak bermain dan berkarya dengan bahan alami. Setiap minggu, tema permainan yang diangkat berbeda-beda, seperti main air, main angin, main batu, atau main daun, sehingga anak-anak tidak pernah bosan. Selain itu, KLG juga mengoleksi data puluhan jenis permainan tradisional yang diperoleh dari riset kecil, sehingga permainan yang ditawarkan selalu bervariasi.
Bukan hanya bermain, anak-anak di KLG juga diberi kesempatan untuk membuat mainan sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan dari alam. Hal ini dilakukan agar anak-anak lebih kreatif dan memahami pentingnya menjaga lingkungan.
Dukungan Komunitas dan Kolaborasi
KLG tidak berdiri sendiri; ada banyak komunitas dan perguruan tinggi yang turut mendukung perkembangan KLG. Dengan adanya kolaborasi ini, KLG bisa memberikan dampak yang lebih besar bagi perkembangan karakter dan kesehatan anak-anak. Banyak orang tua juga memberikan testimoni positif tentang perubahan anak-anak mereka setelah bergabung dengan KLG. Misalnya, anak yang biasanya enggan belajar menjadi lebih termotivasi, dan anak yang biasanya hanya bermain gadget di rumah mulai bijak dalam menggunakan teknologi.
Aktivitas dan komunitas di Kampung Lali Gadget |
Penghargaan dan Pencapaian
Upaya keras Mas Irfandi tidak sia-sia. Pada tahun 2021, ia dianugerahi penghargaan Satu Indonesia Awards oleh Astra di bidang pendidikan, berkat kontribusinya dalam menggerakkan konservasi budaya melalui Kampung Lali Gadget. Kini, KLG dikenal luas sebagai yayasan yang mengajak anak-anak untuk belajar melalui permainan tradisional. Setiap bulannya, KLG dikunjungi oleh 500 hingga 1.000 anak, menjadikannya salah satu inisiatif pendidikan informal yang sangat diminati.
Mas Irfandi berharap bahwa melalui KLG, permainan tradisional bisa kembali digemari oleh anak-anak dan diwariskan ke generasi berikutnya. Ia juga ingin menanamkan sikap bijak dalam menggunakan teknologi pada anak-anak. Seperti yang diungkapkan oleh Mas Irfandi pada Apresiasi Satu Indonesia Award ke-12 Astra, "Jika semua orang hanya mengejar kemajuan teknologi, siapa yang akan peduli terhadap dampak negatifnya?"
Memulai dari Nol dan Terus Berinovasi
Mas Irfandi memulai Kampung Lali Gadget dari depan rumahnya sendiri. Dia merancang program, menyusun konsep, dan memperkenalkan idenya ke masyarakat sekitar. Secara resmi, KLG diluncurkan pada 1 April 2018, meski harus melalui banyak tantangan di awal perjalanannya. Dia mengunjungi sekolah-sekolah untuk memperkenalkan program KLG dan mengajak mereka berpartisipasi. Selain itu, ia harus menggalang dana secara mandiri karena KLG selalu berkomitmen memberikan kegiatan edukasi ini secara gratis.
Seiring berjalannya waktu, nama Kampung Lali Gadget semakin dikenal. Kini, hampir setiap hari ada kunjungan dari rombongan sekolah maupun keluarga yang ingin merasakan pengalaman bermain permainan tradisional di KLG. Setiap akhir pekan, KLG menyambut puluhan anak dengan antusias, di mana para pemandu telah menyiapkan tema bermain yang berganti-ganti setiap minggu, sehingga kegiatan selalu menarik.
Menjadi Inspirasi Banyak Pihak
Kesuksesan KLG membuat Mas Irfandi diundang ke berbagai acara dan tampil di media massa, yang membantu menyebarkan informasi tentang pentingnya permainan tradisional. Tak hanya di Sidoarjo, konsep Kampung Lali Gadget kini mulai diadopsi di beberapa daerah lain, membuktikan bahwa upaya Mas Irfandi telah memberikan dampak nyata.
Berkat dedikasi dan ketekunannya, Mas Irfandi telah menerima berbagai penghargaan, di antaranya:
- Pemuda Pelopor Terbaik Kedua Provinsi Jawa Timur bidang Pendidikan pada 2019,
- Pemuda Pelopor Terbaik Pertama Provinsi Jawa Timur bidang Pendidikan pada 2020,
- Penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 dalam kategori Pendidikan dari Astra, sebagai Penggerak Konservasi Budaya,
- Pendanaan dari Program Proyek Sosial Pertamina Foundation.
Achmad Irfandi juga dikenal sebagai sosok rendah hati dan gigih dalam berbagi, percaya bahwa kebahagiaan harus dibagikan kepada sesama. Ia berharap, melalui Kampung Lali Gadget, anak-anak dapat menemukan kebahagiaan dan nilai-nilai edukatif dalam permainan tradisional.
Sosok Inspiratif Mas Achmad Irfandi |
Visi Masa Depan Kampung Lali Gadget sebagai Desa Wisata Edukasi
Mas Irfandi tidak berhenti di sini. Ia berkeinginan untuk mengembangkan Kampung Lali Gadget menjadi desa wisata edukasi bagi keluarga yang ingin anaknya lepas dari kecanduan gadget. Bahkan, dia bercita-cita membangun sekolah alam yang terjangkau dan ramah anak. Dia ingin memastikan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang mendukung, di mana mereka bisa belajar sambil bermain dan memahami nilai-nilai lokal.
Penutup
Achmad Irfandi adalah bukti nyata bahwa inovasi bisa dimulai dari desa dan memberikan dampak besar. Melalui Kampung Lali Gadget, ia bukan hanya menyelamatkan anak-anak dari kecanduan gadget, tetapi juga melestarikan permainan tradisional yang penuh makna. Semoga kisah inspiratif ini memotivasi kita untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Achmad Irfandi. Semoga bersama Astra Kampung Lali Gadget ini terus memberi lebih banyak lagi manfaat bersama, berkarya, berkelanjutan untuk sekitar, Indonesia, maupun dunia.
Referensi
https://www.kompas.id/baca/sosok/2021/09/27/achmad-irfandi-penggerak-dolanan-tradisional-di-sidoarjo
https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/penggerak-konservasi-budaya-kampung-lali-gadget/
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2022/kampung-lali-gadget-lestarikan-permainan-tradisional-untuk-anak/
https://www.iniklg.com
https://www.youtube.com/c/KampungLaliGadget
https://instagram.com/kampunglaligadget
#LFAAPA2024BISNIS
Add your comment